Connect with us

Penggerak

Mengenal Sosok Pak Wasito, Sang Pengabdi Lingkungan dari Kendal (2022)

Published

on

Pak Wasito dan kecintaannya terhadap pesisir.

Pak Wasito adalah seorang Aparatur Sipil Negara atau ASN Dinas Tata Ruang dan Permukiman yang mendapatkan penghargaan Kalpataru tahun 2020 dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia. Selain itu, pada tahun 2015  dirinya mendapatkan penghargaan Kendal Awards di bidang lingkungan hidup,

Bagaimana Ceritanya Pak Wasito Bisa Mendapatkan Penghargaan Tersebut?

Ternyata, di samping kesibukannya sebagai ASN, beliau juga mengabdikan diri di luar tugasnya untuk menyelamatkan Pantai Utara Jawa dari abrasi dan banjir rob. Terhitung sejak tahun 2006 dirinya melakukan upaya konservasi pesisir melalui penanaman mangrove, bakau, hingga cemara di Kabupaten Kendal.

Kabupaten Kendal memang memiliki kekhasan panorama dataran rendah seperti pantai, taman, dan sungai. Pantai di Kabupaten Kendal memiliki kondisi yang unik karena berbatasan langsung dengan Laut Jawa. Sepanjang 42,4 km, Kabupaten Kendal dikelilingi oleh garis Pantai Utara Jawa. Dua di antara pantai yang berpeluang menjadi destinasi wisata adalah Pantai Kartika Jaya dan Pantai Karang Malang.

Baca juga: Perjuangan Pak Ujang Jaga Kelestarian Hutan Mangrove Jakarta

Adapun beberapa wilayah yang sudah Pak Wasito konservasi antara lain, Pantai Ngebum Kecamatan Kaliwungu, Kecamatan Brangsong, Pantai Kartika Jaya di Kecamatan Patebon, Pantai Muara Kencan di Kecamatan Cepiring, hingga Pantai Jungsemi Kecamatan Kangkung.

Pak Wasito menuturkan mengenai alasannya melakukan upaya konservasi. Sejak tahun 2003 dirinya sudah tinggal di desa Kartika Jaya, dan merasa prihatin dengan kondisi pantainya. Maka dari itu Pak Wasito memilih untuk menanam!

Akan tetapi, dalam perjalanannya tak sedikit juga yang mencemooh tindakannya. “Apa enggak kurang kerjaan, tanah seperti ini apa tidak diterjang ombak?” Tiru Pak Wasito.

Nyatanya, setelah menunggu hasil dalam waktu 1 hingga 2 tahun, tanaman berhasil hidup dan membuat petani-petani tambak sadar. Hal itulah yang kemudian membuat Pak Wasito kembali bersemangat!

Apalagi ketika tanaman yang ditanam hidup dan bisa bermanfaat untuk masyarakat. Pak Wasito bercerita mengenai munculnya wisata Pulau Tiban di Kartika Jaya. Meskipun secara pribadi dirinya tidak mengelola, tetapi masyarakat yang merasakan, meskipun masyarakat tidak ikut menanam tetapi mereka juga merasakan hasilnya.

Kendati demikian, perjalanan menyelamatkan pesisir pantai yang ditempuh oleh Pak Wasito juga acap menemui rintangan. Dirinya mengaku kerap mendapatkan protes dari istri maupun anak-anaknya atas apa yang dilakukannya selama ini.

“Dukanya dari sisi keluarga seperti, saya sering diprotes oleh istri ataupun anak-anak, terus tanaman tidak bisa hidup ataupun mati, kalaupun hidup di usia tiga tahun kena abrasi ketutup pasir, itu saya sedih, sudah direpotei, sudah diusaha seperti ini, tetapi alam yang berbicara,” Jelas Pak Wasito.

Baca juga: Kelompok Camar Selamatkan Pesisir Semarang dari Abrasi

Terakhir, Pak Wasito berharap agar pesisir Kendal menjadi lebih hijau dan membawa kebaikan bersama.

“Semoga pesisir Kendal jadi hijau, masyarakat pesisir Kendal bisa meningkatkan ekonomi dari segi mangrovenya baik itu buah maupun pohonnya dan masyarakat pesisir juga menjadi paham dengan adanya mangrove akan mengurangi risiko bencana,” Jelas Pak Wasito.

Dirinya juga mengajak kepada anak muda untuk bersama-sama ikut peduli dan mencintai lingkungan.

“Harapannya bagaimana caranya agar anak-anak muda ini bisa mencintai lingkungan, tidak hanya di gunung saja, mari kita di pesisir juga butuh perhatian-perhatian kita semua,” Pungkas Pak Wasito.

Muhamad Iqbal adalah SEO content writer di LindungiHutan dengan fokus pada tulisan-tulisan lingkungan, kehutanan dan sosial.